Jumat, 23 Maret 2012

Pidato Tentang Pendidikan


Pendidkan di Indonesia dalam rangka memperingati hari pendidikan Nasional


                 Saudara-saudara sekalian !Yang saya hormati.Yang saya hormati Bapak/ibu Warga desa/kota/kab... pada hari ini, kita merayakan hari pendidikan Nasional, yang bertempat dilapangan ... pada tanggal 2 Mei 20... Dengan memperingati Pendidikan Nasional semoga kita lebih semangat dan bangkit untuk memajukan dan mencerdaskan pendidikan anak-anak bangsa agar berguna bagi bangsa, Negara dan Agama.Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penambahan prasarana dan sarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah untuk memberikan “pendidikan dan pengajaran” pada semua warga Negara sebagaimana diamanatkan oleh undang- undang Dasar.

Persoalan ini krusial mengingat beragamanya geografis nusantara yang luas dan terpencar dengan tingkat perkembangan sosial-ekonomi-kultural berbeda. Dalam pembaruan pendidikan perhatian difokuskan pada upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya melalui cara-cara konvesial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi ,informasi radio dan televisi. Pada tahun 20.. pemerintah telah menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA. Program dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain. Alternatif yang didentifikasikan adalah :

1. Penambahan daya tampung SLP yang dilakukan baik dengan penambahan sekolah baru
2. Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta
3. Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran radio, siaran televisi dan lain-lain
4. Pembukaan kursus- kursus ketrampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur penyaluran kemasyarkat..

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprokarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “ tri-nga”(tiga “nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga kedua” adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.Akhir sampai disini, semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan Negara, Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global.

Saudara-saudara sekalian !Yang saya hormati, terimakasih atas semua perhatiannya...
Wss.. Wr. Wb.

PIDATO NASIONALISME DI KALANGAN PELAJAR


PIDATO NASIONALISME DI KALANGAN PELAJAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati serta teman-teman yang saya sayangi, Mengawali pidato pada hari ini, marilah terlebih dahulu kita memanjatkan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hadir pada acara pagi hari ini. Pada acara pagi hari ini kita akan membahas tentang bagaimana nasionalisme di kalangan pelajar saat ini yang sepertinya kian menurun. Pendiri Negara pasti menangis bila melihat, mendengar, dan merasakan betapa kurang pedulinya pelajar dalam memaknai nasionalisme era kekinian yang sangat bertolak belakang dari semangat perjuangan pahlawan bangsa. Mereka tanpa pamrih, tulus, rela mati, rela berkorban dalam berjuang demi eksistensi martabat dan derajat bangsa. Kontekstualitas pelajar agar tidak melupakan semangat perjuangan dengan mampu menyanyikan lagu perjuangan secara benar.
Pengaruh globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang membuat mereka yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan. Akibatnya, banyak di antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme itu membuat di antara pelajar saling tawuran. Kita khawatir, jika rasa nasionalisme ini semakin terkikis maka permasalahan bangsa kita akan semakin parah di masa mendatang. Tidak hanya khawatir dengan rasa aman dan aksi terorisme yang semakin mengerikan, tetapi juga kekhawatiran lainnya, seperti terancamnya kedaulatan bangsa di berbagai bidang, seperti teritorial, politik, ekonomi, hukum, budaya dll. Karena Nasionalisme sebagai produk entitas politik negara-bangsa kerap dijadikan parameter loyalitas seorang warga terhadap negara sekaligus bangsanya. Ibarat menjadi tungku untuk membuat masakan matang. Nasionalisme pun diyakini sebagai soko guru ideologi negara- bangsa untuk menjamin keberadaannya. Sebab, bila sudah luntur semangat nasionalismenya, bangsa ini akan dengan mudah terkoyak- koyak yang menjadikan disintegrasi bangsa.
Justru kitu, nilai-nilai kejuangan seperti yang diperlihatkan para pahlawan bangsa harus dapat kita lestarikan. Bukan melestarikan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme. Jika ingin melihat bangsa Indonesia maju dan berkembang, hal-hal yang negatif, seperti KKN, tindakan semena-mena dari pejabat dan penguasa harus distop. Tapi, tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi harus dengan tindakan nyata.
Untuk itu demi membangun masa depan bersama, semangat kebangsaan dirumuskan dengan sadar, disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, dan penyelenggara negara harus memberi contoh positif kepada rakyatnya hingga semangat dan jiwa nasionalisme bangsa khususnya remaja sebagai generasi penerus tetap terpatri di dalam jiwa.
Berbicara tentang bangsa berarti berbicara sebuah konsep tentang masa depan. Bangsa dan negara tidak mungkin dibentuk secara mendadak. Tapi dibentuk untuk mencapai tujuan dan terwujudnya kesejahteraan serta terjaminnya keamanan. Tapi saat ini yang ada negara bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan hingga yang saat ini terjadi negara layaknya tidak punya aturan.
Karena itu kita harus menanamkan dan meningkatkan jiwa nasionalisme dalam diri pelajar. Ada macam-macam cara dan metode yang bisa di lakukan untuk meningkatkan dan menanamkan jiwa nasionalisme itu kepada kalangan pelajar seperti mewajibkan sekolah menyanyikan lagu kebangsaan dan memutar lagu perjuangan menjadikan bentuk pencanangan nasionalisme. Makna pemutaran lagu perjuangan agar pelajar mampu mencintai bangsa dan negaranya secara utuh. Paling tidak hal itu meminimalkan upaya gerakan destruktif, anarkis, separatisme, terorisme yang melawan keutuhan negara. Intensitaskan program menyanyikan lagu perjuangan tiap hari dengan penjadwalan pemutaran lagu. Dibarengi pemasangan gambar pahlawan bangsa, peta wilayah Indonesia dan simbol-simbol perjuangan di tiap kelas. Seperti teks Sumpah Pemuda, teks proklamasi kemerdekaan, dan kata-kata mutiara para pejuang bangsa.
Diperlukan pula kewajiban warga sekolah mengimbangi sebagai dukungan kebijakan pemerintah daerah. Kebijakan yang lahir akan bersinergi sebab dukungan muncul secara holistik tanpa paksaan. Gerakan nasionalisme kalangan pelajar sebagai kontekstualitas nilai kebutuhan masa depan bangsa.
Eksplisitasi nasionalisme kalangan pelajar dengan gerakan awal dari lagu kebangsaan sehingga tumbuh rasa empati, humanisasi, persaudaraan, gotong royong, tepa slira, rela berkorban, handarbeni (memiliki), ikut merasakan pahit-getirnya sebuah perjuangan hidup dan kokoh dalam prinsip.
Nasionalisme memang perlu diwujudnyatakan dalam aksi konkret bagi kaum muda. Aktualisasi lain dengan lomba menyanyikan lagu perjuangan, gerak jalan, napak tilas, debat, pidato, kemah dan simulasi dengan tema semangat kebangsaan. Diharapkan siswa mampu melihat kondisi Indonesia secara keseluruhan. Sehingga melahirkan rasa kecintaan bangsa sebagai filter untuk mempertahankan budaya dari serangan globalisasi. Cukup sekian pidato dari saya jika ada salah dalam tutur kata mohon di maafkan dan terimakasih atas kehadiran dan perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb